Kamis, 05 September 2013

Penemuan Tak Terduga

Penemuan Tak Terduga

Ada dua buah amplop dengan tujuan yang sama. Kedua amplop itu ditujukan pada siswa kelas 1 sekolah ini, dan alamat tujuannya adalah alamat sekolah. Yang satu bergambar lelaki keren (nyata, bukan kartun, mungkin seperti gambar di final fantasi) satunya lagi bergambar sekeranjang buah dengan pita biru berpolkadot putih. Semuanya dikirim lewat pos, karena terlihat jelas ada stempel kantor pos di muka amplop, meski perangkonya sudah dilepas. Kondisinya tampak sesar, maksudnya dibuka dengan tidak melalui jalan sebenarnya. Hanya di sobek di sisi kanan/kirinya. Jadi, isi amplopnya terlihat sebagian.. Isinya ya kertas juga... XD

Kedua amplop terselip (entah diselipkan sengaja atau tidak) di dalam buku "Pengujian Logam 2" terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1979. Buku itu sebenarnya mau di olah,, pas akan di cap di halaman tertentu, ketika buka-buka halaman, amplop itu memunculkan diri. Woooow,,, (kataku dalam hati) penemuan arsip masa jaman dahulu kala. Yang entah sengaja diarsipkan, dibuang, atau disembunyikan. Yang pasti, selama ini tidak terkait dengan kasus tertentu, detektif tidak akan tertarik untuk menyelidikinya :D

Kembali ke topik pembicaraan. Iseng-iseng ku baca kertas isi amplop itu. (Isinya tulisan oe). Amplop pertama yang bergambar kranjang buah. Ada 2 lembar kertas didalamnya dengan motif yang sama. Baca dan baca... paragraf pertama aku tergelak,, paragraf kedua berubah jadi senyum-senyum sendiri. Dan paragraf ketiga aku jadi manthuk-manthuk. Apa gerangan isinya?? Surat Cinta :D

Karena sudah tau isinya, aku sebut bukan amplop, tapi surat. Yah,,, surat ini dari seorang siswi (kala itu). Sebuah jawaban. Surat balasan gitulah. Jawaban dari pernyataan cinta. Dan tampaknya, itu jawaban yang menggembirakan bagi si siswa. Menggembirakan juga buatku, karna surat itu cukup membuatku merasa riang hati hari ini.Ditulis dengan tinta warna biru, bahasa yang sumringah dan percaya diri serta berpandangan bahwa masa depan adalah hari-hari penuh kebahagiaan.

Amplop yang kedua yang bergambar lelaki keren, isinya surat juga. Berbeda dengan surat yang pertama, yang kedua ini isinya membuat gelisah dan agak menyakitkan. Hanya selembar kertas dan sebuah pembatas buku. Ditulis dengan tinta warna merah, bahasa yang agak beremosi dan putus asa. Pembatas buku yang diselipkan, halaman mukanya ada 2 bait puisi dengan judul "Damba" dan bergambar seorang perempuan berambut panjang yang sedang sedih dan termenung. Lalu disebaliknya, tertulis juga kata-kata, masih dengan tinta merah. Agak emosi, tapi dibawahnya ada stiker bergambar seorang perempuan dengan tulisan 'Miss You"

Itu surat entah pada jaman kapan. Tidak tertulis tanggal pembuatannya. Hanya diketahui ada sebuah perangko kecil bergambar Presiden Kedua kita, dengan harga Rp.200. Jika dikaitkan dengan jaman sekarang, yah mungkin keduanya sedang galau XD. DI jaman itu, mungkin saja belum ada HP masuk desa/kota. Hubungan komunikasi jadi agak terhambat, apalagi jika long distance. Penuh dengan cobaan. (Aha,, sok tahu ya,, ~_~). Kalau memang mereka berdua berjodoh, mungkin saat ini mereka sudah menikah dan dikaruniai beberapa orang anak dengan kehidupan yang membahagiakan seperti warna tinta biru yang cerah menuliskan masa depan.. Jika memang tidak berjodoh, pasti mereka sudah menemukan jodohnya masing-masing dan sudah dikaruniai beberap anak pula. (haha,, lalu apa bedanya?) bedanya ya jodohnya.. XD

Well, apapun itu,, semoga keduanya bahagia dengan jalan kehidupan mereka yang sudah dipilih. 

Yupz,,, hari ini, cukup bercerita tentang surat saja yah,,, :D

Senin, 02 September 2013

Oto-San wa,,,

Oto-San wa bapak desu,,, 

Aku hanya ingin menuliskan tentang bapak, yang sangat berpengaruh dalam hidupku,,, :D

Untuk awal, dengarkan lagu 'Ayah' dari Koes Plus ini.

Ayah,,, 
Betapa kuagungkan, betapa kuharapkan
Ayah,,,
Betapa kau berpesan, betapa kau doakan
Ayah,,,
Betapa pengalaman, dahulu dan sekarang
Ayah,,,
Rambutmu tlah memutih, cermin suka dan sedih
Ayah,,,
Ceritakan kembali, riwayat yang indah waktu dahulu
Ayah,,,
Kutakkan bosan mendengar, riwayat waktu kau muda perkasa
Ayah,,,
kau dapat merindukan, kau dapat mengenangkan
Ayah,,,
Waktu terus berlalu, sampai ke anak cucu

Bukan papi, daddy, babe, bokap, bukan pula ayah. Sederhana saja. Aku memanggilnya 'bapak'.
Sejauh ini,,, beliaulah orang yang paling bijak yang pernah aku temui. Ya. Bukan Mario Teguh, bukan Ari Ginanjar, juga bukan Andre Wangsa. Mereka terlampau jauh untuk kutemui, juga tidak ada ikatan 'perasaan' antara aku dengan mereka. Mungkin, sebenarnya merekalah yang lebih bijaksana. Tapi, bapak lebih dekat denganku. Walau aku dalam diam, beliau tahu apa yang kurasakan. Terlebih jika aku membuka pembicaraan, ia kan antusias dan penuh dengan nasehat-nasehat yang menggugah jiwa. Yang berat dikemas menjadi ringan. Yang sulit dikemas menjadi indah hingga kesulitan itu tak terasa sulitnya.

Tentang bapak. Beliaulah orang yang paling ingin aku buat bahagia. Tapi bagaimana caranya? Orang bilang, jika anak bahagia maka orang tua juga kan bahagia. Lalu apakah sebaiknya aku berusaha untuk kebahagiaanku?? dan orang tuapun akan bahagia. Tapi kurasa bukan begitu caranya. Aku sedang belajar untuk tidak membuat kecewa. Satu kekecewaan yang kubuat untuk beliau, adalah tamparan terhebat dalam hidupku. Jadi, aku berusaha untuk tidak membuat kecewa. Aku ingin bapak bangga dan bahagia mempunyai anak sepertiku. (seperti cerita komik ya??)

Ingin kulakukan banyak hal untuknya. Ingin sekali melihat senyumnya terus mengembang. Seperti ia yang juga telah banyak membuatku terus mengembangkan senyuman.

Sewaktu kecil, setiap mau tidur, pasti didongengkan kisah nabi-nabi. Dengan gaya dongengnya yang khas yang melucu dan penuh ekspresi. Membuatku tak lupa akan kisah-kisah nabi sampai saat ini. Dan beliau juga mendongengkan hal yang sama untuk kedua adikku, dan aku,,,, ikut lagi mendengarkannya. Ini adalah moment kebersamaan yang tak terlupakan.

Ketika aku menginjak remaja.. beliau menjadi teman, mendengar kisah dari celotehan mulutku. Kisah cinta, persahabatan, kepahitan, dan seabrek yang lain. Ia dengarkan dengan seksama dan berikan nasehat dan solusi yang menggembirakan. Entah bermutu atau tidak ocehanku,, ia tetap mendengarkan. Sangat menyenangkan sekali 'didengarkan' itu.

Bapak itu multitalented. Piawai sekali memainkan gitar. Luwes banget tangannya menggambar. Penuh kreasi. Barang yang dimataku tak berguna menjadi 'wow' ditangannya. Aku ingat. Beliau dulu pernah membuat lemari sendiri, dan aku membantu ndempolnya. Pernah juga membuat tulisan kaligrafi di atas triplek (pesanan orang) dan aku ikut membantu mengecatnya. Adikku dibuatkan helikopter besar dari kardus. Juga robot-robotan besar dari bungkus rokok. Seng tipis yang gak kepakai disulapnya jadi tempat lampu yang nyeni. Ia pernah juga membuat gitar sendiri dengan bentuk panah asmara. XD. Waktu dulu membangun rumah, bapak merancang konbloknya, ia gambar, membuat alat pencetaknya, dan dibuatlah. Ada berbagai macam bentuk yang unik. Ia membuatkanku rak buku, membuatkan ibuk jemuran, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Ini belum apa-apa. Ini baru sedikit. Menceritakan tentangnya yang sekarang sudah berusia 56 tahun. Ini hanyalah beberapa menit dari puluhan tahun tersebut. 

Aku hanya ingin menuliskan tentang bapak, yang sangat berpengaruh dalam hidupku,,, :D

Gejolak Jiwa Kepustakawanan

~Gejolak Episode Pertama~

Otakku serasa berhenti bekerja. Tak terasah. Terdiamkan hingga banyak benang laba-laba yang meminjam tempat untuk menanam pathok rumahnya. Beku. Kaku. Dingin. Tak bergerak untuk merespon hal-hal yang menggelitik. Aiishhh...

Seperti itulah rasanya saat ini. 

Apakah aku bisa disebut 'pustakawan'? Secara pendidikan, mungkin bisa, karna memang benar aku lulus sekolah perpustakaan dan menyandang gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (SIP). Secara pekerjaan, mungkin bisa, karna saat ini aku bekerja di  SMK Negeri 2 Yogyakarta instansi pendidikan milik pemerintah, dan tergabung juga dengan Doctor Library. (lihat di sini). Sebuah perusahaan jasa yang saat ini masih baru lahir dan menunggu untuk diurus supaya berkembang dan berkembang.
 
Tapi,,,

Aku pribadi masih takut disebut dengan 'pustakawan'. Berat sekali rasanya. Tanggungjawabnya besar. Dan ini terasa sekali ketika sudah memasuki dunia kerja. Karna tentu saja dituntut untuk menjadikan perpustakaan menjadi lebih berfungsi dan difungsikan. Menilik kembali pengalaman selama bekerja di sini, sampai saat ini pekerjaan yang terlihat adalah penginputan data bibliografi ke dalam sistem. memang baru tahap awal untuk berkembang. Dan tahapan ini memang harus dilewati. Tapi ada yang mengganjal. Seperti ada yang salah dengan jalan pekerjaanku. Satu yang pasti, manajemennya kurang. 

Otak ini harus berjalan, memikirkan untuk perkembangan selanjutnya. Aku malu jika ditanya dan kemudian tidak bisa menjawab. Malu karna sepertinya ilmuku belum bisa terealisasikan ke dalam pekerjaan. Pekerjaanku jadi tampak meragukan. Padahal aku harus bisa bekerja secara PROFESIONAL. Meyakinkan! Mengembangkan perpustakaan dengan seluruh kemampuanku.

Menjadi pustakawan tidaklah mudah. Ini baru pekerjaan di perpustakaan. Sedangkan Ilmu Perpustakaan tidak hanya bisa direalisasikan di perpustakaan. Ada banyaaaaaak sekali yang harus dicari. Otak ini harus bekerja. Jiwa ini harus semangat. Hingga aku bisa dengan meyakinkan mengatakan bahwa aku adalah pustakawan. Pustakawan yang benar-benar agen of change. Pustakawan yang open minded. Pustakawan yang bisa ambil bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Wahai otak, jiwa, dan ragaku,,, banguuuuun! 

Minggu, 18 Agustus 2013

Teruntuk Perpust,,,

Teruntuk Perpust,,,

Apa yang untuk perpust??? Lebih jelas, beginilah ceritanya,,,
oh tidak,, pakai percakapan saja ya... plus cerita juga dink :D

Hari ini kepala perpust banyak kedatangan tamu. Rekan tenaga pendidik. Pasalnya hari ini ada pemberbaharuan data NUPTK yang dilakukan dengan online (perlu unduh formulir) dan diisikan data-data sekolah. Rekan-rekan tersebut mungkin belum begitu paham mengisi form tersebut.

Nah, karena para rekan tersebut hilir mudik ke lantai 3, otomatis lantai 2 (perpust) jadi dilewati dan yang belum pernah ke perpust, jadi tahu kalo disini ada perpust. hehe...
Tiba-tiba terdengar :
A : Wah, sip ini bu perpustnya. Cuma kurang 1 hal.
Bu Rini : kurang apa pak?
A : Music. wah kalo full music, saya pasti betah di sini.
Bu Rini : Disini juga biasanya full music kok pak. Hanya sekarang saja baru ndak di hidupkan. (Aku yang biasanya putar mp3 lewat hp, baru abis selesai solat. hihi..)
A : Music yang slow-slow bu.
Bu Rini : Nanti bapak malah ketiduran di perpust.
Dan mereka berdua tertawa bersama,,,

Yang kedua, seorang bapak-bapak berkeliling perpust. Melihat-lihat. (saat ini rak buku kosong, karna sedang proses penyiangan). Singkat kata, bapak tersebut duduk di dekat bu Rini dan memeberikan saran-saran berikut.
Saran dan Pesan :
1. Lantai perlu diberi karpet.
2. Buku-buku diklasifikasikan yang fiksi, nonfiksi, ilmiah, umum, dsb.
3. Diminta guru-guru yang mempunyai/membuat PTK/PTS dikumpulkan.
4. Buku-buku motifasi karya Ari Ginanjar; Andre Wangsa; Mario Teguh.
5. Pelayanannya yang ramah, supel, fleksibel, dan nyemudulur.

Singkatnya seperti itulah,,, sebenarnya akan lebih menarik jika diulas satu-persatu,,, Untuk sekarang ini, ini dulu saja,,,,

19_August_13

Rabu, 14 Agustus 2013

Meja Lalu Lintas

Meja Lalu Lintas

Kemarin, Bapak Kepala Perpus mengatakan bahwa hari itu (kemarin) meja pesanan perpus akan datang. Janjiannya jam 10 sudah sampai sekolah. Tapi, ternyata dari pihak pembuat mebel bisa datang jam 4 sore karena mobil pengantarnya sedang sibuk.. So,, hari kemarin saya tidak bisa melihat bagaimana bentuk dan rupa meja itu. Hari inilah saya baru melihatnya ^_^

Awalnya, sempat ragu ketika masuk ke gedung perpust lantai 1. Kok tidak ada meja baru yang berjajar? Haaaah,, mungkin belum jadi datang. Naik ke lantai 2,, lho mejanya masih meja yang lama. Coba naek ke lantai 3. Taraaaaaaa,,,, jreng-jreng-jreng,,,, ada meja baru. Tiga warna, ada merah-kuning-hijau (bukan di langit yang biru). Sama dengan warna lampu lalu lintas ya. Bentuknya tidak kotak. Tapi persegi panjang dengan sisi panjangnya berkelok-kelok lucu,,, Langsung membayangkan kalau sudah tertata rapi. Perpustnya bakal bagus banget mesti ya ^_^. Tidak sabaaaar. Tapi penataan mesti menunggu penginputan buku-buku paket selesai dulu (0_0).

Pas ketemu pak kepala perpus,, ketika kukatakan mejanya sumringah, beliu mengatakan bahwa, itu mengikuti konsep desain dari perpusnas. Contoh desain dari perpusnas juga warna-warni sumringah seperti di PAUD. Memang warna bisa mempengaruhi mood dan semangat kita ya,, biar rajin ke perpust, rajin membaca, juga rajin belajar. Ganbatte... !

Oh iya, akhir-akhir ini saya sedang belajar menulis tulisan Jepang. Tapi baru mencapai Huruf Hiragana saja. Tentang Jepang, saya sangat suuuuuka sekali. Lain waktu saya tuliskan beberapa hal tentang Jepang ya. Ok. Sayonaraaaa...... ^_^

15_August_13

Selasa, 13 Agustus 2013

Dilema Buku Paket

Dilema Buku Paket


Aiisshh,,, bingung dan bingung. Banyak sekali buku paket di perpust ini. Mulai dari yang bertahun 70-an sampai tahun ini. Mulai Permesinan sampai dengan Bangunan. Kurang Lebih sekitar 20ribuan! Buku paket yang baru dan baru selesai diinputkan ke dalam sistem, tak jadi dipakai. Masih kinyis-kinyis. Kemudian datang lagi buku paket baru kurikulum 2013 dari pemerintah. Dan tentu saja yang dipakai yang 2013. Lalu buku paket yang sebelumnya bagaimana dong???

Bingung dengan penempatannya. Kalau mau didisplay semuanya, perpust jadi keliahatan penuuuuh banget. Disiangi? sudah! bahkan melibatkan guru-guru mata pelajaran. Tapi ketika beliau-beliau melihat bukunya, sebagian besar mengatakan "pakai semua aja", "kalau eksemplar memenuhi untuk sejumlah kelas, dipake aja semua". Whaaaa,,,, trus bagaimana mau menyianginya? Intinya DIPAKE SEMUA!

Sepertinya harus pustakawan-nya yang bekerja keras. Perlu tak-tik. Tapi otak ini serasa bundet ketika melihat buku-buku paket berjajar saking banyaknya di rak. How how how?

Hari ini mencoba menyiangi sendiri. Bukan permata peajaran, tapi lebih pada buku-buku rusak yang sudah tak bisa dipakai kembali. Hitung-hitung bisa mengurangi perasaan penuuuh itu. Buku yang rusak kebanyakan dimakan rayap, dalamnya sudah tergores-gores, terbolong-bolong rapi dan sangat seni oleh binatang-binatang kecil itu.

Kembali ke persoalan buku paket. Bgaimana cara penempatannya??
To be continued.... sampai dengan ketemu tak-tik yang jitu >_<

14_Aug_13

*Gambar diambli dari www.northpark.edu

Kamis, 25 Juli 2013

Harta Karun

Harta Karun


Hari Jumat. Jumat bersih...
     Berkutat dengan tumpukan buku-buku yang bercampur menjadi satu. Penuh debu. Kerasa sekali di tanganku. Ngeres. Kerasa sekali di hidungku. Rasanya ingin batuk dan hatching-hatching. Kalo tidak ditandangi, tidak akan selesai, akan seperti ini terus, dan tidak sedap di pandang mata.

     Buku-buku ini kebanyakan buku lama. Tahun 90-an, 80-an, 70-an, 60-an, dan entah berapa -an -an lagi. Ada yang berbahasa Belanda, Inggris, Indonesia dengan ejaan lama hingga Bahasa Indonesia yang baik dan benar (saat ini -red). Kertasanya sudah banyak yang berubah warna, sudah banyak yang lepas, sampulnya hilang entah kemana, dan ada pula yang pinggir-pinggir buku sudah lapuk. Ada juga yang menjadi santapan rayap. Wuaaaah,,,, berapa lamakah buku-buku ini ada??

     Selain buku, ada juga kertas-kertas, modul, dan entah dokumen-dokumen apa. Tahunnya juga tahun lama. Ketika mengumpulkan buku-buku BSE (buku ini tergolong baru kan?) kutemukan 8 bendel kertas HVS putih. Agak kotor. Tapi menarik perhatianku. Halaman sampulnya ada tulisan PELAJARAN KURSUS. Pada kop di halaman sampul itu tertulis seperti ini.

KURSUS TERTULIS PERPUSTAKAAN
BINA PUSTAKA JAKARTA
Izin Kursus No. 9228/PLSM/II/8-1/V/L. 1986 Tanggal 31 Mei 1986

     Wow... 8 Bendel itu kutemukan dengan tidak sesuai urutannya. Hanya ada Pelajaran Kursus Minggu Ke - II, IV, V, VI, VII, VIII, IX, XI, XII.  Tahun 2004/2005. Alangkah baiknya kalau ketemu semuanya. (^_^) Apakah ini harta karun??? Baca dulu, baru tahu,,,,

       Lalu, seorang ibu guru Fisika datang, Meminta pinjam buku Fisika Kelas 1 dan Kelas 3. Ibu itu melihat ke arah tumpukan buku-buku itu. Kemudian bertanya,, "buku-buku ini mau buat apa ?" Pak Marno yang sedang mengambilkan buku, menjawab cukup dengan "belum tahu". Aku menimpali, " bukunya sudah tua bu". Tahu tidak, ibu guru itu menjawab bagaimana? "Tidak ada kata tua untuk ilmu". AKu terhenyak. Bener banget kata Ibu itu...
Berarti tumpukan buku-buku ini adalah tumpukan harta karun bukan? Yang kutemukan tadi hanyalah sebagian kecil (^_^)

Tetapi,,, tetap perlu ada penyiangan. Perpustakaan tidak akan cukup menampung buku-buku dalam kurun waktu yang lama bukan?

Harta karun oh harta karun_n,,,, (uchant)

*Gambar diambil dari epistemologyideas.wordpress.com

Yogyakarta,
Jumat, 26_July_2013

Jumat, 19 Juli 2013

Catatan Harian Perpustakaan

Catatan Harian Perpustakaan

          Apa yang Terjadi di Perpustakaan?

     Hmmm,,, jawaban dari pertanyaan tersebut, dituangkan ke dalam buku Catatan Harian Perpustakaan. Yupz, tepatnya hari ini, saya baru terfikirkan untuk membuat 'ada' buku ini. Jika dahulu, ketika saya magang di perpustakaan IBOEKOE, saya diberikan tugas menuliskan keseharian saya (sebagai pustakawan) disana, maka sekarang terlintasdi benak saya, sepertinya akan menarik dan bagus sekali untuk membuat Catatan Harian Perpustakaan.

     Rencana saya, buku Catatan Harian Perpustakaan (selanjutnya saya singkat CHP) akan saya gunakan untuk menuliskan apa saja yang terjadi di perpustakaan. Bisa tentang tragedi peminjaman buku paket, yang ternyata buku paket sudah tidak layak pakai. kemudian dituliskan dibawahnya, bagaimana perpust memberikan solusi. Bisa juga tentang kegiatan pengajaran yang dilakukan di perpustakaan, tetapi dalam pengajaran tersebut ada kekurangan yang berkaitan dengan kondisi perpustakaan, misal : terlalu silau. Maka buku ini akan menjadi referensi yang bagus untuk perpustakaan masing-masing instansi untuk melakukan pengembangan perpustakaan. 

     Selanjutnya, saya teringat ketika ada ISO di instansi tempat saya bekerja. ISO dilakukan di setiap bagian, tak terkecuali perpustakaan. Saat itu, data-data perpustakaan benar-benar mentah, belum ada yang terolah. Sehingga perlu pembagian tugas untuk mematangkan data-data tersebut. Saya rasa, ini karena kurang konsistensi dalam hal pembuatan laporan. Maka, perlu sekali membuat laporan setidak-tidaknya setiap bulan untuk memudahkan perpustakaan menganalisis kemampuannya dalam memberikan pelayanan. Nah, dalam hal ini buku CHP dapat  berperan penting sebagai penunjang dalam pembuatan laporan tersebut.

     Setelah ISO kita bicarakan tentang Rapat Kerja (RaKer) yang dilakukan setiap tahun. Berbicara tentang RaKer, maka terlintas dalam benak kita beberapa lembar form yang harus di isi untuk pengembangan instansi. Ada beberapa hal yang harus kita isikan dalam form tersebut (kita kaitkan ke perpustakaan ya) seperti : kelemahan dan kelebihan perpustakaan, fasilitas yang diperlukan, peningkatan Sumber Daya Manusia, dan lain sebagainya (masih banyak sebenarnya, bagi yang sudah pernah ikut RaKer, Pasti Tahu :D)

     Berbekal dari ingatan dan pengalaman tersebut,,, saya berpikir, mungkin, penting untuk membuat buku CHP. Buku CHP ditulis di setiap harinya. Jadi kejadian-kejadian yang kadang kita lupakan saat RaKer (atau saat apapun dalam kondisi akan mengembangkan perpustakaan) sudah terekam ke dalam buku ini. Dan ini, sangat mempermudah kita untuk melakukan pengisian form (pengembangan perpus -red) disertai bukti otentik yang jelas.

     Lalu, apa perbedaan antara Catatan Harian Pustakawan dengan Catatan Harian Perpustakaan? Sebenarnya, yang menulis/mencatatkan adalah sama, yaitu pustakawan. Hal yang membuatnya berbeda adalah keterlibtan emosi/perasaan. Untuk Catatan Harian Pustakawan, si penulis bisa saja menuliskan tetntang sorang pengunjung (yang menarik perhatian, yang aneh, yang gokil, yang pendiam) dan itu membutuhkan persepti si penulis. Saya sebut ini berkaitan dengan emosi. hehehe Sedangkan buku CHP, tidak melibatkan emosi. Lebih kepada teknis saja. Anggap saja, yang menulis Catatan Harian Pustakawan adalah orang, dan yang menulis buku CHP adalah PERPUSTAKAAN.

Apakah ini menarik? Yupz,, bagi saya ini menarik. Dan saya sedang memulai untuk melakukannya. Siaaaaap,,,, Bersediaaaaa,,,, Yak! Maju....  (uchant)

Jogjakarta,
Sabtu, 20_July_2013

*Gambar diambil dari nuhazati.blogspot.com

Rabu, 17 Juli 2013

Unik

>  UniK  <

     Ia masuk. Menghampiri ke salah seorang petugas perpust yang duduk paling dekat dengan pintu masuk, dan bertanya "Adakah buku Prinsip Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi?" Pak Marno yang ditanyai, menunjukkan tempat dimana buku-buku kelistrikan ditempatkan. Ia berlalu ke rak-rak dan mulai sibuk membaca punggung-punggung buku.

     Aku tidak tahu namanya. Yang pasti ia salah satu mahasiswa yang KKN-PPL di sekolah ini. Ia pernah membantuku menginventaris buku-buku baru. Waktu itu ia datang lebih gasik dari pada teman-temannya. Dan ia tampil girly dengan pakaian putih dan rok hitam pendek, lengkap dengan sepatu fantovel dan kaca mata berbingkai coklat kehitam-hitaman. Resmi sekali. Bahkan, rambut gaya tomboinya tidak menampakkan sikap tomboinya. Waktu itu aku sempat bergumam dalam hati, bahwa penampilanku yang seperti ini terlihat sangat jauh berbeda. Dilihat dari pakainnya, ia lebih pantas di sini dari pada aku. Penampilan juga perlu diperhatikan ternyata, karna penampilan luar bisa mempengaruhi orang berpikir. 

Ia hanya datang bantu-bantu di perpust sekali saja. Setelah itu ia tak tampak lagi. Sampai kemudian ketika seluruh anggota KKN-PPL berkumpul di perpust, ia menampakkan batang hidungnya. Dan ia jauh berbeda dengan yang aku lihat pertama kali dulu. Kali ini ia memakai celana jins hitam (tidak ketat juga tidak gombrong), hem pendek, sepatu kulit ala cowok, dan langkah kakinya pun lebih lebar, lebih mantap dari pada waktu ketika memakai rok. yang sama hanya gaya rambut dan kacamata berbingkai hitam yang dipakainya. Kali ini ia benar-benar terlihat tomboi. Nice.

     Beberapa waktu kemudian, ketika ia tugas di luar perpus, ia juga menggunakan gaya yang sama dengan yang terakhir kulihat. Dan ia terlihat sangat enjoy sekali.

    Kali ini, ia datang dengan jas almamaternya. Celana panjang hitam (semi jins). Dari pertanyaan yang kudengar tadi, sepertinya ia mulai ditugaskan untuk mengajar. 

     Benar saja,,, ia kembali membawa buku yang bercover warna kuning dan putih. Ia kembali menghampiri Pak Marno dan kali ini ia mengkonfirmasi bahwa buku yang dicarinya adalah buku baru. Buku yang dipegangnya bukan yang ia maksudkan, tapi agak menyerempet dari judul yang ia inginkan. Jadi, mungkin ia akan memutuskan mengambil buku tersebut jika buku yang dimaksudkannya tidak ada.

     Pak Marno menganjurkannya untuk bertanya kepadaku. dan benar saja. Ia menghampiriku! Menanyakan judul buku yang pertama kali ia sebutkan. Kucarikan lewat OPAC. AKu menuju buku-buku baru yang sudah ku tempatkan sesuai dengan mata pelajaran jurusan. Kutemukan buku itu. Kuserahkan. Dan ia menerimanya. Ia mengatakan akan melihat-lihat dulu isinya. Tidak kurang dari 60 detik, ia kembalikan buku itu kepadaku.

    Aku bertanya, "Pinjam?"
    "Ya" jawabnya singkat.

     Kuterima buku itu dari tangannya. Aku mengambil buku pinjam (perpust ini baru proses pembaharuan sistem otomasi, jadi peminjaman masih dilakukan secara manual). Dan ia kembali ke rak-rak tempat ia mengambil buku bercover kuning tadi untuk mengembalikannya. Peminjaman yang dilakukan oleh bukan anggota diharuskan meningglakan tanda pengenal. Berarti, aku kan tahu sedikit informasi tentangnya dari tanda pengenal yang akan ku terima. dan benar saja, ketika ia kembali dan kuminta tanda pengenalnya, ia memberikanku KTP. 

     Sembari aku menuliskan data-datanya ke buku peminjaman, aku membuka pembicaraan dengannya.
"Sudah mulai tugas mengajarkah?" Kataku.
"Iya mbak. Sebenarnya ini tidak sesuai dengan jurusanku. Jadi aku mesti baca-baca dulu." Jawabnya sambil melihat ke arah tulisanku. Feelingku yang mengatakan begitu.
"Mmm,,,lha kamu dari jurusan apa mbak?" tanyaku menyambung pembicaraan
"Aku dari mesin. Bagian pengelasan-pengelasan gitu mbak. Ini malah ditugasi ngajar Listrik. Tapi ya ada nyambungnya sedikit sih" jelasnya.
Meski terlihat tomboi, tapi suaranya lembut seperti halnya perempuan.
Selesai. kuberikan  buku itu. dan ia kembali bertanya dimana letak ruang 80. Aku bergeleng. Kutanyakan pada Bu Rini yang sudah senior di sini, dan dijelaskannya bahwa ruang itu ada di sebelah kiri pintu gerabang yang menuju ke lapangan. Tak lama kemudian ia mohon diri.

     KTPnya mengatakan bahwa ia tinggal di Kabupaten Blora. Bukan asli orang Jogja ternyata. Membaca BLORA membuatku teringat pada Pramoedya Ananta Toer. Sempat terbersit ingin sedikit menanyakan hal ini kepadanya tadi, tapi kuurungkan saja. Entah BLORA yang kumaksud dengan BLORA yang di KTP itu sama atau tidak. 

      Tidak sampai 60 menit kemudian, ia kembali ke perpust. Dan meminjam buku Prinsip Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi untuk 1 kelas. Tapi buku yang tersedia hanya 8 buku saja. But its okay. Ada hal yang berbeda darinya lagi. Kali ini ia memakai rok hitam panjang.

     Ia Unik. Unik itu mudah dikenal dan lama untuk dilupakan. Ia berbeda. Dan Perbedaan itu menjadi cirinya. Dalam pandanganku, ia sudah memiliki identitas diri. Ia berkarakter. Ia mampu mengekspresikan kepribadiannya. Dan ia bangga dengan itu. Ia sangat enjoy. Ia juga mampu  menempatkan diri, terbukti ketika ia datang pertama kali, ia gunakan hem putih dan rok hitam lengkap dengan sepatu, hari ini juga ia mengajar dan menggunakan rok hitam panjang. Ia mampu menempatkan diri, tetapi ia tidak kehilangan identitas yang ia punyai. Ia tetaplah ia. 

     Berharap mampu seperti ia yang benar-benar mengenal diri pribadinya, tidak menutupi, berkarakter, enjoy dengan dirinya sendiri. Hidup terasa menyenangkan. Ada sebuah kalimat yang terlintas. "Tersenyumlah, maka seisi dunia akan ikut tersenyum bersamamu. Jangan menangis, karna kamu hanya akan menangis seorang diri". Menurutku, menjadi diri sendiri adalah seperti tersenyum.... [uchant]

Jogjakarta,
Kamis, 18_July_2013
_11.55_

Senin, 15 Juli 2013

Tentang Kertas


 Tentang Kertas

Aku sedang terburu-buru karna kertas yang siap untuk printer habis, tidak mencukupi dengan apa yang kuketikkan pada kotak dialog yang muncul di layar komputer. Waktu itu kertas terakhir sudah setengahnya masuk mesin printer dan tiba-tiba berhenti sejenak [what happens?]. Diriku makin panik saja, hingga langkah akhirku adalah mengambil kertas yang berada di atas lemari buku. Ada banyak macam kertas di sana dan tak pernah tertata rapi.

Sontak kuambil saja tumpukan kertas HVS dan kertas Folio yang masih bersih. Entah posisi tanganku seperti apa, tapi tiba-tiba tumpukan kertas itu bagian pinggirnya mengenai tanganku. Dan berdarah!

Ternyata kertas cukup tajam juga, apalagi kertas yang masih baru, masih kaku. Rasanya seperti terkena sayatan pisau silet. 

Sepertinya ini teguran dari kertasku, ataukah protes? Minta ditempatkan pada tempat yang layak, tidak di atas lemari yang setiap hujan terkena reruntuhan kotoran genting, yang sisi-sisinya dipinjam laba-laba tuk pasang benang rumah, yang terkadang jadi lalu lintas tikus,,,

*Gambar diambil dari www.mahasiswa.com



Buku Kisah Perjalanan


Buku Kisah Perjalanan

The Alchemist, Karya Paulo Coelho
Soul Montain, Karya Gao Xingjian
On the Road, Karya Jack Kerouac
The Solitaire Mystery, Karya Joostein Gaarder
The Celectine Prophecy, James Redfield

pejalanjauh.com Postingan dengan judul/subjek "berjalan". Berisikan kisah-kisah perjalanan yang memukau. Saking pintar pengarangnya mungkin. tak dapat diungkapkan memukaunya itu seperti apa. Ya, itu semua berkaitan dengan buku itu.

Satu-satunya yang pernah terlalap habis olehku hanya The Alchemist. Itu pun dahulu dipinjami. Pertama melihat cover bukunya, tidak begitu menarik. Coba di baca, halaman pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya... tak mau berhenti! Pingin tahu gimana endingnya dengan segera.

Saking lihai dan pintarnya Paulo, sampai bisa membuat pembaca begitu menggebu. The Alchemist, kisah perjalanan yang paling keren yang pernah terbaca olehku.

Masih ada 4 judul lain yang mungkin lebih hebat atau sama hebatnya dengan The Alchemist. Membuat penasaran. Jika The Alchemist saja (yang sudah terbaca olehku) seperti itu bagusnya, bagaimana dengan buku-buku tersebut? Bagaimana pengarang memainkan penanya? Pikirannya? Logikanya? Imajinasinya? Buku-buku itu pantas untuk diburu. Pantas dijadikan koleksi. Pantas untuk dijadikan contoh, maha guru. Jika John Gilkey (lelaki yang sanagt mencintai buku hingga rela masuk penjara gara-gara mencuri buku) masih hidup, atau tidak dalam tahanan penjara,, ada kemungkinan buku-buku tersebut juga akan dicurinya. Mungkin.

Masukkan judul buku tersebut ke dalam daftar belanja buku. Tak ada ruginya mendapatkan itu semua. Baca, Baca dan Baca! Harus punya, walau entah perlu waktu berapa lama ^_^

*Gambar diambil dari strong-men.blogspot.com

Si Kecil yang Malang


Si Kecil yang Malang


Aku bahkan tak mendengar tangismu kala itu
Aku juga tak mendengarmu meminta tolong

Tak kutahu bahwa engkau bersembunyi
di balik kardus coklat yang terbungkus rapi
Siapa yang menyembunyikanmu di situ?
Bahkan ayam-pun tak kan betah,,
tinggal di kardus sebersih apapun!
Ditutup dan terikat pula!
Bagaimana mungkin kau kuat di dalam sana?

Ah,,, bayi mungil tanpa dosa
tersenyum kaku
jelas sekali ia tak betah dikamarnya 

Maka,,, tinggallah kau kembali ke perut ibumu
Kembali ke pangkuan yang menciptamu
Engkau sangat tahu
bahwa hanya Dia yang teramat sayang
Hingga kau tak dibiarkannya tinggal berlama-lama di sini
Karna dunia ini sudah penuh dengan dosa
Ia tak mau,,, engkau yang menangis suci
terkontaminasi dengan debu dosa-dosa,,,

Ngayojokarto
24_Maret_2011

Senin, 22 April 2013

ComE BacK


Senin kemarin, 22 April 2013, ada sebuah amplop coklat bertempel satu perangko harga 3000 rupiah yang masuk ke perpustakaan. Tidak salah alamat. memang ditujukan ke bagian perpustakaan. Aku balik ke sisi yang lain, dan ada sebuah nama serta alamat si pengirim. Seorang laki-laki yang tinggal di Bantul.

Amplop ini tebal,,, maksudnya isinya adalah sesuatu barang yang tebal. Hmmm Apa ya??? sempat bertanya-tanya. Untuk menghindari penasaran, segera dibukalah amplop yang berukuran sedang ini. Dan....teret teeet teeeeet.. :D

Yeah,,, ada sebuah buku dengan judul "Rem dan Pengereman 1" yang ditulis oleh Drs. Agus S. Patasik  yang diterbitkan tahun 1992. Kondisi bukunya masih bagus, tanpa rusak sedikitpun, hanya mungkin kertasnya yang mulai encoklatkan diri. Hehe..XD

Selain buku itu, ada selembar kertas binder putih bergaris ( yang biasa dipake anak kuliahan buat nyatet-nyatet).  dari selembar penuh itu hanya 8 baris yang terisi tulisan. Seperti inilah penampakannya :D

       To : SMK N 2 Yogyakarta

       Mohon maaf karna baru bisa mengembalikan 
       buku ini sekarang.
       Buku ini hilang pada saat itu, dan sekarang 
       baru ketemu pada tumpukan gudang saat
       bersih-bersih rumah.
       Saya adalah siswa lulusan tahun 2003.
       Makasih.

Wow,,,
Salut dan bersyukur, di jaman sekarang ini, masih ada yang beriktikat baik mengembalikan barang milik umum. Entah 1 dari berapa ribu orang yang bisa melakukan hal ini. Setidaknya,, kini kita tahu, di bumi ini masih ada penghuninya yang sadar diri akan kepentingan milik bersama. Semoga kita menjadi bagian dalam lingkungan tersebut yah. :D

Oke, itu tentang si pengirim. Mari kita bercerita tentang si buku...

Buku itu baru ketemu semenjak hilang dari (katakanlah) tahun 2003. Jika sekarang sudah tahun 2013,,, berarti sudah 10 tahun buku itu hilang. Buku itu mungkin secara tidah sengaja telah terculik dan terpenjara di gudang. Kita tahu ya, setiap buku itu memiliki perjalanan. Dan perjalanan mereka pasti berbeda-beda. Seperti halnya manusia yang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Buku ini sudah mengalami pahitnya kehidupan, ia mengalami ketersesatan dan pengucilan yang secara tidak sengaja. Tetapi ia tetap hidup dalam kereasingannya itu.

Beruntung sekali buku ini ditemukan oleh peminjamnya yang baik hati, dan mengembalikan ia ke 'rumah' nya.Meski buku tiu akan sangat terheran-heran,, penghuni rumahnya sudah jauh berbeda sejak ia meninggalkan rumah untuk berpetualang. Tapi kini ia telah kembali ke 'rumah'. Dan akulah yang menyambutnya. Aku sudah berkenalan. Dan ia telah menceritakan pengalamannya padaku dalam kebisuan.. Aku bisa mendengarnya, dan aku akan memahaminya. :D

Jadi,,, kusambut engkau wahai buku yang telah berpetualang lama...
Annyeong Haseo...!

Berkawan IT untuk Kemajuan

Judul                : Teknologi Informasi dan Fungsi Kepustakawanan Penulis              : Rhoni Rodin Penerbit            : Calpulis ...